Book Appointment Now
Apa itu Malware dan Bahayanya untuk Website
Apa itu Malware dan Bahayanya untuk Website
1. Apa Itu Malware
1. Pengertian
Malware merupakan singkatan dari Malicious Software yang sangat berbahaya, karena diprogram dengan kode yang dirancang untuk merusak, mengganggu dan mencuri data dari perangkat. Malware sering digunakan oleh orang atau kelompok tertentu yang berniat jahat untuk mendapatkan keuntungan seperti mencuri informasi, merusak sistem hingga meminta tebusan ( Ransom).
Sebagai contoh, virus komputer dapat menyebar melalui file atau aplikasi yang tampaknya sah, tetapi pada kenyataannya, file tersebut mengandung kode berbahaya yang dapat merusak sistem komputer Anda. Di sisi lain, ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi data Anda dan meminta tebusan untuk memulihkan data tersebut.
Penting untuk selalu memperbarui perangkat lunak keamanan, seperti antivirus, dan menghindari membuka tautan atau lampiran yang mencurigakan. Selain itu, menggunakan jaringan internet yang aman juga dapat mengurangi peluang perangkat Anda terinfeksi. Jika malware berhasil masuk ke dalam sistem, ia bisa menyebabkan kerusakan yang cukup parah, bahkan kehilangan data yang berharga.
2. Asal Usul
Tahukah anda jika Malicious Software berasal dari sebuah eksperimen pada awal perkembangan komputer lalu berubah menjadi ancaman serius di era modern. Pada awalnya seorang ilmuwan bernama John von Neumann mengembangkan teori tentang program yang dapat menggandakan diri. Teori ini menjadi dasar konsep virus komputer. Ide ini hanya berupa eksperimen akademis, tetapi membuka jalan bagi pengembangan software yang bisa menyebar sendiri. 1971 Muncul virus pertama yaitu Creeper, sebagai eksperimen oleh seorang insinyur bernama Bob Thomas. Creeper tidak berbahaya, hanya menampilkan pesan: “I’m the creeper, catch me if you can!” Creeper berjalan di komputer ARPANET (pendahulu internet), dan menunjukkan bahwa program ini dapat berpindah dari satu komputer ke komputer lain.
Pada tahun 1986 muncul Malware berbahaya pertama yaitu Brain, sebuah virus yang menyerang floppy disk (disket). Brain diciptakan oleh dua bersaudara asal Pakistan, Basit dan Amjad Farooq Alvi, sebagai cara untuk melindungi software mereka dari pembajakan. Namun siapa sangka, virus ini malah menyebar di luar kendali dan mulai merusak data.Dengan semakin banyak orang yang menggunakan internet pada tahun 1990-an, malware mulai menjadi alat untuk mencuri informasi, seperti kata sandi dan nomor kartu kredit. Jenis malware seperti spyware (mengintai aktivitas pengguna) dan adware (menampilkan iklan berlebihan) mulai bermunculan. Kemudian di era Modern 2000-an sampai sekarang Malicious Software menjadi lebih canggih dan beragam.
2. Jenis – Jenis Malware
Ada berbagai jenis malware, dan masing-masing memiliki cara kerja serta tujuan yang berbeda. Berikut penjelasannya:
1. Virus
Virus merupakan program yang menempel pada file atau aplikasi dan menyebar ketika file tersebut terbuka.Virus bekerja dengan cara menggandakan diri lalu merusak file, memperlambat kinerja perangkat, dan mencui data. Anda dapat mencegah perangkat atau file anda terkena virus dengan cara jangan membuka file dari sumber yang tidak dikenal, selain itu anda juga dapat menggunakan antivirus seperti avast, intego, microsoft denfender dan lainnya.
2. Worm
Worm merupakan jenis malware yang dapat menyebar dengan sendirinya tanpa perlu bantuan pengguna. Penyebarannya biasanya melalui jaringan, Pelaku kejahatan menggunakan Worm untuk membuat jaringan lambat atau tidak berfungsi. Anda dapat mencgahnya dengan menggunakan firewall dan memastikan sistem operasi anda dalam kondisi aman.
Baca juga : Apa itu UI dan UX Desain
3. Ransomeware
Salah satu jenis malware yang paling merugikan adalah Ransomeware. Ransomeware bekerja dengan cara mengunci file atau perangkat Anda dan meminta tebusan (uang) agar akses dikembalikan. Anda dapat mencegahnya dengan cara melakukan backup data secara berkala dan hindarilah untuk mengklik tautan yang mencurigakan.
4. Spyware
Spyware adalah jenis malware yang dirancang utuk memata-mati pengguna tanpa sepengetahuan mereka. Cara kerjanya adalah Spyware mencatat data, seperti penekanan tombol (keylogging), kata sandi, atau aktivitas browsing. Anda dapat mencegah Spyware dengan cara menggunakan perangkat lunak yang dapat mendeteksi spyware seperti norton 360.
5. Adware
Malware yang satu ini membuat perangkat anda memunculkan iklan terus menerus yang tentu akan sangat mengganggu bahkan beberapa adware mengarahkan anda ke situs yang berbahaya. Anda bisa mencegah adware dengan lebih berhati-hati saat ingin mengunduh/menginstall file perangkat lunak gratisan.
6. Rootkit
Malware ini memungkinkan peretas mendapatkan akses tingkat tinggi (administrator) ke sistem komputer Anda. Anda dapat menggunakan untuk mendapatkan akses tidak sah ke perangkat Anda dan menyembunyikan aktivitas malware lainnya. Gunakanlah sistem operasi yang diperbarui dan perangkat lunak keamanan untuk mencegahnya.
3. Malware pada Website
Website yang baik adalah website yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Karena website yang memiliki kemanan yang kurang baik akan mudah terserang malware tentu akan sangat berbahaya bagi sebuah website terutama website yang sudah memiliki banyak pengunjung. Jika sebuah website terinfeksi malware, dampaknya bisa sangat luas, mulai dari kehilangan reputasi, data sensitif, hingga pengurangan jumlah pengunjung karena website tidak aman.
1. Bagaimana Malware dapat Masuk ke dalam Website
Malware dapat masuk ke dalam sebuah website melalui berbagai cara, baik karena kelemahan sistem, kelalaian pengguna, atau serangan. Berikut adalah beberapa cara umum malware dapat menyerang website:
Penggunaan Perangkat Lunak yang Rentan (Software Vulnerabilities)
Saat membuat website kita sering menggunakan platform seperti CMS (Content Management System) seperti WordPress, Joomla, atau Drupal. Jika perangkat lunak inti atau plugin tidak diperbarui, peretas dapat mengeksploitasi kerentanan untuk menyusupkan malware. Anda bisa mencegahnya dengan rutin memperbarui plugin dan tema secara berkala.
Serangan Injeksi
Peretas menyisipkan kode berbahaya ke dalam input website yang tidak aman, seperti formulir kontak atau kolom pencarian. Seperti SQL Injection yang menargetkan database website untuk mencuri data atau memasukkan malware. Atau Injeksi Cross-Site Scripting (XSS) yang menyisipkan skrip berbahaya yang berjalan di browser pengguna. Anda dapat mencegah Injection Attack ini dengan cara memvalidasi dan sanitasi semua input pengguna. Dan gunakan parameterized queries untuk mencegah SQL Injection.
Phising atau Credential Stuffing
Situs Anda menjadi halaman palsu untuk mencuri data pengguna, seperti login atau informasi kartu kredit. Kemudian peretas menggunakan kombinasi username dan password yang bocor untuk mencoba masuk ke akun administrator website Anda. Untuk mencegahnya anda bisa menggunakan dua cara yaitu gunakan autentikasi dua faktor (2FA) atau gunakan kata sandi unik yang kuat dan ubah secara berkala.
Backdoor
Malware bisa menciptakan “pintu belakang” yang memungkinkan peretas masuk ke situs kapan saja tanpa perlu login. Hal ini dapat terjadi karena peretas menginstal skrip tersembunyi (backdoor) pada server web untuk mendapatkan akses di masa depan. Anda dapat mencegahnya dengan cara rutin memeriksa file dan direktori server secara berkala untuk mencari skrip mencurigakan dan gunakan firewall aplikasi web untuk mencegah serangan awal.
Jaringan atau Hosting yang tidak aman
Jika server hosting memiliki keamanan yang lemah, peretas dapat menyerang langsung ke server dan menyusupkan malware ke website Anda. Pilihlah penyedia hosting yang terpercaya dengan fitur keamanan tinggi untuk pencegahan, anda juga bisa menggunakan koneksi HTTPS untuk mengenkripsi data antara server dan pengguna.
2. Bahaya Malware pada Website
- Merusak Reputasi Bisnis
Pengunjung tidak akan percaya pada website yang berbahaya, terutama jika informasi pribadi mereka bisa bocor. - Kehilangan Pengunjung
Mesin pencari seperti Google dapat menandai situs Anda sebagai “berbahaya” atau bahkan menghapusnya dari indeks pencarian. - Kerusakan Data
Malware dapat menghapus atau merusak file penting yang ada di situs Anda. - Pemanfaatan Bandwidth
Beberapa malware menggunakan server situs Anda untuk menjalankan serangan ke situs lain, sehingga memperlambat kinerja situs.
3. Tanda – tanda Website terkena Malware
- Performa Lambat
Situs menjadi lebih lambat dari biasanya karena sumber daya server digunakan oleh malware. - Peringatan dari Browser atau Mesin Pencari
Pengunjung melihat pesan “Situs ini mungkin berbahaya” saat mencoba mengakses situs Anda. - Trafik yang Tidak Normal
Ada peningkatan atau penurunan tiba-tiba dalam jumlah pengunjung, terutama dari sumber yang mencurigakan. - File atau Konten Tidak Dikenal
File baru yang mencurigakan muncul di server Anda, atau konten di situs Anda diubah tanpa izin. - Redirect ke Situs Lain
Ketika pengunjung membuka situs Anda, mereka mengarahkan ke halaman yang tidak dikenali.
4. Mengatasi Website yang Terkena Malware
Menghadapi kenyataan bahwa website Anda terinfeksi malware bisa menjadi pengalaman yang menegangkan. Tidak hanya dapat merusak reputasi brand Anda, tetapi juga berisiko mengancam data dan keamanan pengunjung.
1. Segera Identifikasi dan Verifikasi Infeksi Malware
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah memastikan bahwa website Anda benar-benar terinfeksi malware. Namun, Anda perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Anda dapat menggunakan tools keamanan online seperti Google Search Console atau layanan pihak ketiga untuk memeriksa apakah situs Anda terinfeksi. Dalam hal ini, jangan ragu untuk melakukan pemindaian menyeluruh menggunakan perangkat lunak keamanan.
2. Isolasi Website dan Nonaktifkan Akses Publik
Setelah Anda memastikan website terinfeksi, langkah selanjutnya adalah mengisolasi website untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari malware. Salah satu cara yang efektif adalah dengan menonaktifkan sementara akses publik ke situs Anda.
Dengan menonaktifkan website, Anda tidak hanya mencegah pengunjung mengakses situs yang sudah terinfeksi, tetapi juga mengurangi kemungkinan malware menyebar ke perangkat lain melalui pengunjung yang mengaksesnya. Anda bisa menggunakan mode pemeliharaan atau mengubah pengaturan di server untuk membatasi akses ke website Anda.
Selain itu, pastikan untuk memberitahukan pengunjung melalui pesan yang jelas bahwa situs sedang dalam perbaikan dan akan segera kembali normal. Ini membantu menjaga kepercayaan pengunjung meskipun situs Anda sementara tidak dapat terakses.
3. Lakukan Pemindaian dan Pembersihan Malware
Pemindaian ini akan mendeteksi berbagai jenis malware, mulai dari trojan, virus, hingga spyware yang mungkin tersembunyi di dalam file website Anda. Setelah malware teridentifikasi, Anda perlu menghapus atau mengkarantina file yang terinfeksi. Selain itu, pastikan Anda memeriksa seluruh struktur website, termasuk database dan plugin, karena malware bisa tersembunyi di bagian-bagian tersebut. Mereka dapat membantu Anda membersihkan dan mengembalikan situs ke kondisi semula dengan lebih efisien.
4. Periksa dan Perbaiki Kerusakan yang Ditimbulkan
Terkadang, malware tidak hanya menginfeksi dan merusak file, tetapi juga dapat merubah pengaturan website atau mengubah kode sumber yang ada. Periksa apakah file atau skrip penting telah diubah atau hilang. Selain itu, pastikan bahwa pengaturan di server atau CMS (Content Management System) Anda seperti WordPress, Joomla, atau Drupal sudah dikembalikan ke konfigurasi yang benar. Pastikan juga bahwa hak akses pengguna (user permissions) di website Anda aman, karena salah satu teknik malware adalah dengan mengakses website melalui akun dengan hak istimewa.
Untuk memastikan website Anda bekerja dengan normal, lakukan tes fungsionalitas dan pastikan bahwa semua halaman dan fitur dapat diakses dengan baik. Jika Anda menemukan masalah teknis lainnya, segera lakukan perbaikan.
Baca Juga : Apa itu UI dan UX Desain
5. Ubah Password dan Periksa Keamanan Akun
Setelah membersihkan malware, penting untuk mengganti password yang pada akun hosting, CMS, dan database Anda. Salah satu cara malware bisa menyusup ke website adalah melalui akun yang memiliki password yang lemah atau telah bocor. Oleh karena itu, mengganti password dengan kata sandi yang lebih kuat dan unik adalah langkah penting untuk mencegah malware masuk kembali.
Selain itu, pastikan Anda mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) di semua akun yang mendukungnya. Dengan menambahkan lapisan keamanan ekstra ini, Anda dapat mengurangi kemungkinan serangan berulang.
Jangan lupa untuk memeriksa pengguna yang terdaftar di akun CMS Anda. Pastikan tidak ada pengguna yang tidak mengenal atau mencurigakan yang memiliki akses ke admin panel. Jika ada, segera hapus akun tersebut dan periksa log aktivitas untuk mendeteksi potensi ancaman lebih lanjut.
7. Lakukan Audit Keamanan dan Perbarui Sistem Secara Berkala
Setelah website kembali online, sangat penting untuk melakukan audit keamanan secara berkala. Malware sering kali menyusup karena adanya celah dalam sistem keamanan. Untuk itu, pastikan juga untuk menggunakan alat keamanan tambahan, seperti firewall website dan alat pemantauan malware, untuk mengidentifikasi potensi ancaman lebih dini. Dengan menjaga sistem tetap terbarui dan memantau potensi ancaman, Anda akan lebih siap dalam menghadapi serangan malware di masa depan.
8. Edukasi Tim dan Pengunjung Website
Terakhir, untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, edukasi tim Anda tentang pentingnya keamanan siber. Pastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam pengelolaan website memahami potensi ancaman malware dan cara mencegahnya. Ini akan membantu meningkatkan kepercayaan pengunjung pada website Anda dan memastikan bahwa mereka merasa aman saat mengakses situs Anda.